Jangan Minum Es!

Setahun lalu saya tidak tahu. Anak-anak begitu suka minum es. Di kulkas, anak-anak punya botol tersendiri yang berisi air dingin. Setiap hari mereka meneguknya. Saat ke warung atau mini market juga sering sekali jajan es atau es krim. Bahkan saat salah satu produk es krim sedang booming, saat itu menjadi idola anak-anak, hampir setiap kali pergi ke luar rumah, pesanan anak-anak adalah diajak ke konter untuk membeli es krim itu.

Puncaknya, saat musim kemarau panjang, sepanjang tahun lalu itu, saya mendapatkan kenyataan anak-anak beberapa kali sakit. Mulai dari flu, batuk, hingga demam. Satu tahun itu pun anak-anak mengalami sakit semuanya. Puncaknya, saat lebaran, terutama Keila waktu itu berusia 7 tahun, sakit di hari raya. Dalam sakit pun masih meminta es krim, padahal demam, flu, dan batuknya terus menggejala.

Dari sini saya merasakan ada yang tidak beres dengan makhluk bernama es dengan segala bentuknya. Usai lebaran tahun lalu, saya memberikan perintah tegas: dilarang minum es, apapun bentuknya! Tentu saja saya diprotes, tetapi sebagai wujud keteladanan, saya pun menjauh dari es! Dengan aturan ini, hampir kami satu keluarga memberikan kesaksian pengaduan bagi di antara kita yang minum es.

Sampai hari ini pun, sudah hampir setahun, kami jadi keluarga yang hampir tidak minum es, sekalipun dalam momen darurat dan tak terhindarkan minum, misalnya, disuguhkan hidangan, diajak teman, dan lain-lain. Tapi, di dasar hati kami terdalam kami menolak. Kalau ada salah satu anak minum es, pasti akan ada yang melaporkan padaku atau istri. Kami pun jadi keluarga yang saling kontrol untuk tidak minum es.

Apa hasilnya yang bisa dirasakan?

Selama kami menjalani puasa dari es, tubuh kami lebih kuat. Kami sekeluarga dari tahun kemarin setelah lebaran sampai hari ini menjelang puasa belum ada yang sakit flu, batuk, dan demam yang akut. Semua pernah merasakan sakit, tetapi tidak parah dan tidak sampai ke dokter, dan sembuh dengan terapi makan sehat dan istirahat yang cukup.

Saat musim panas beberapa bulan lalu. saat model jualan tes dengan botol besar dan es yang melimpah, kami sekeluarga nyaris tidak pernah merasakan nikmatnya. Bahkan kadang merasa miris jika lihat antrian demi es itu atau lihat anak-anak dan remaja pada minum es dengan botol besar. Sungguh kami iri dan ingin mencobanya. Tapi, kami punya komitmen bersama untuk tidak melakukannya. Dan hasilnya, selama musim panas itu, dengan tanpa minus es, kami menjadi lebih baik dan tidak mudah sakit akut.

Di masa itu, saya pernah sakit karena kelelahan, tetapi tidak sampai ke dokter. Minum obat demam pun hanya dua butir. Selebihnya istirahat dan makan sehat. Tidak kurang dari sepuluh hari, sakit itu sembuh sendirinya. Anak-anak pun sehat tanpa minum es.

Dari pengalaman keluarga kami selama hampir satu tahun ini, saya berani katakan: jangan minum es! Apalagi berlebihan. Sayangi tubuh dan anak-anak kita! (Heru Kurniawan, Relawan Rumah Kreatif Wadas Kelir)

Baca Juga: Siapkan Baju dan Waktu Terbaik

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pencarian

Kategori

Postingan Terbaru

Scroll to Top