BERSAHABAT DENGAN BADAK
Heru Kurniawan
Burung terbang jauh. Melintasi hutan ke hutan lainnya.
Lalu hinggap di dahan. Nafasnya terengah-engah.
“Halloooo!” teriak Burung keras.
Tapi tak satu pun burung lain menyahut.
Burung pun terbang kembali.
Hinggap dari dahan ke dahan pohon.
Tapi, tidak ada satu burung pun di hutan itu.
“Wah, di sini aku tidak punya teman!” kata Burung.
Burung bersandar sedih pada dahan.
“Ah, aku lapar,” kata Burung lirih.
Beberapa saat kemudian terdengar suara.
“Tolong!” seru Badak kebingungan.
Tubuh Badak dikelilingi banyak lalat.
Badak berusaha mengusir dengan ekornya.
Tapi, lalat-lalat terus mengerubungi.
Badak merasa tidak nyaman.
“Aku akan membantumu!” teriak Burung.
Burung hinggap di tubuh Badak.
Lalu menangkap satu per satu lalat dengan paruhnya.
Lalat-lalat langsung makan sampai habis.
Burung pun kenyang.
“Terima kasih, Burung” kata Badak.
Tubuh Badak kini tidak lagi dikerubungi lalat.
“Boleh aku jadi temanmu?” tanyak Burung.
Badak menganggukkan kepala.
Badak dan Burung pun bermain di padang rumput.
Keduanya merayakan pertemanan yang menyenangkan.