JURNAL SEHAT: SAAT SAKIT TENGGOROKAN

Saat dalam keadaan puasa, selesai beristirahat siang, mendadak tenggorokan terasa sakit. Rasa sakit yang membuat tidak nyaman. Tapi, harus bersabar dan berusaha tidak membatalkan puasa. Saya pun menelisik jauh penyebabnya, kenapa sakit tenggorokan ini tiba-tiba datang? Saya pun mengulik ingatan pengalaman makan hari sebelumnya. Temuan datanya seperti ini: saat buka puasa saya makan banyak kerupuk. Sebelum tidur saya makan rempeyek lumayan banyak. Barang kali ini penyebabnya.

Puasa tetap saya lanjutkan. Saya harus menerima keadaan ini. Sakit adalah bagian yang tidak melulu harus disesali dan disikapi dengan marah. Sakit juga wajib disyukuri dan disikapi dengan baik. Sakit berarti tanda alarm tubuh kita masih berfungsi dengan baik. Masih memberikan peringatan saat tubuh mengalami kekagetan keadaan. Ini yang saya alami. Sakit tenggorokan yang ringan, sekalipun membikin tidak nyaman, tetapi harus disyukuri dan dipelajari dengan saksama. Sakit jadi sarana belajar agar hidup jadi semakin lebih baik lagi. Semakin sehat dan bahagia menjalani hari.

Saat berbuka puasa saya mulai dengan meminum air bening hangat. Rasanya sungguh nikmat. Ini sungguh pengalaman pertama saya minum air hangat saat berbuka. Saya pun membatin, ke depan saat buka puasa saya akan minum dengan air bening hangat. Selepas itu, saya melihat makanan beraneka warna terhidang di meja makan. Tapi, saya tidak berani mengambil makanan yang digoreng dengan minyak. Saya hanya makan buah, sayur, telur, dan lauk lain yang dimasak tanpa minyak. Rasanya menyedihkan tidak bisa memakan makanan favorit seperti gorengan dan kerupuk. Tapi, pulih dan sehat jauh lebih penting dari sekadar enak dan nikmat. Buka puasa hari pertama saat sakit tenggorokan pun saya sukses tidak memakan kerupuk dan gorengan.

Apa yang saya rasakan? Perlahan-lahan tenggorokan yang sakit mulai reda, tetapi belum sembuh total. Masih terasa sakitnya. Demam yang tadi siang saya rasakan mulai reda. Tren baik ini saya jaga dengan kekuatan penuh. Saya tidak akan tergoda dengan bujuk rayu makanan bernama segala jenis gorengan. Sahur pun saya sukses menjauhi makhluk bernama gorengan. Saya tersenyum puas dan bahagia. Tapi, yang jelas saya belum bisa putus cinta dengan gorengan. Saya masih berharap suatu saat bisa memakannya setelah sakit tenggorokan ini sembuh.

Puasa siang hari pun datang lagi. Sakit tenggorokanku sudah sangat membaik. Tapi, semua kembali dimulai dari ini lagi. Anak dan istri meminta untuk diantar membeli baju-baju lebaran. Saya menurut untuk mengantar dan menemani berbelanja pakaian. Ternyata cukup lama. Dimulai dari pukul sepuluh berakhir dengan pukul dua siang. Hasilnya tubuh saya remuk redam capeknya. Sejak sahur saya belum tidur. Sirkandian tidur siang saya jadi terganggu. Hasilnya, saya merasakan tubuh menjerit minta istirahat. Sakit tenggorokan pun meronta kembali di mulutku. Tubuh terasa mulai panas demam karena capek dan sakit tenggorokan.

Pulang sesampainya di rumah saya langsung beristirahat. Istirahat yang saya rindukan. Istirahat yang akan jadi terapi pemulihan sakit tenggorokan saya. Tidur selama dua jam pun lumayan bisa memulihkan kelelahan tubuh saya selesai beraktivitas dalam iklim yang cukup menyengat itu.

Saat berbuka puasa saya kembali bertahan untuk tidak makan makhluk bernama gorengan. Saya memulainya dengan minum air bening hangat. Lalu mengonsumsi buah, sayur, dan telur. Saat sahur pun sama. Berangsur-angsur sakit tenggorokan dan demam ringan saya mereda. Tapi belum berani saya sebut sembuh. Saya hanya merasakan lebih baik dan lebih nyaman.

Saya merasakan sembuh di hari ketiga. Tenggorokan sudah tidak sakit lagi. Rasa demam sudah menghilang. Saya pun bisa beraktivitas kembali. Rasanya sungguh bahagia. Saya berhasil mengobati sakit tenggorokan dengan tanpa obat-obatan. Dengan tidak membatalkan puasa. Semua karena berusaha berdisiplin dengan makanan dan istirahat. Saya pun bisa menjalani ibadah puasa seperti biasanya.

Heru Kurniawan Founder Rumah Kreatif Wadas Kelir & Dosen UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pencarian

Scroll to Top