Saya belajar dari satu keadaaan. Pernah hendak mandi, tetapi isi sabun cair habis. Hendak gosok gigi, tapi isi odol habis. Mau pakai sampo, tetapi isi dalam botol sampo sudah kosong. Saat menanyakan ke istri dijawab lupa membeli. Saat itu rasanya hendak marah, tetapi saya menggugat diri sendiri.
Apakah benar semua ini salah istri? Istri sudah sangat repot mengurusi belanja dapur. Masihkah harus ditambah dengan belanja perlengkapan kamar mandi. Gugatan ini membuatku malu pada diriku sendiri. Harusnya aku yang bertanggung jawab soal perlengkapan kamar mandi ini.
Sejak saat itu, saya mengambil alih tugas melengkapi kebutuhan perlengkapan kamar mandi. Istri tentu saja senang. Tidak hanya senang karena alokasi pengeluaran belanja perlengkapan kamar mandi yang hilang, tetapi juga tugasnya berkurang sedikit. Sekarang dana belanja pribadiku pun harus berkurang karena harus dialokasikan untuk membeli perlengkapan kamar mandi.
Saya pun membangun rasionalisasi: untuk hidup hemat maka prioritas belanja harus pada kebutuhan dasar. Perlengkapan kamar mandi termasuk dalam kebutuhan dasar. Buktinya, kita tidak mungkin bisa mandi tanpa sabun, gosok gigi, dan sampo. Jadi, ini juga penting untuk dialokasikan dari dana belanja pribadi. Saya pun harus memenuhi kebutuhan ini dengan strategi berhemat.
Bagaimana caranya?
Hal pertama yang saya lakukan adalah langsung melakukan pendataan. Kebutuhan penting apa dari kamar mandi: sabun cair, sikat gigi, pasta gigi, sampo, pembersih wajah, pembersih toilet, pengharum, dan lain sebagainya. Lalu saya melakukan survei harga di beberapa toko.
Saya menemukan harga paling murah ada di toko yang harga promonya labelnya berwarna kuning. Harganya lebih murah dibanding toko-toko lainnya. Promonya hampir setiap hari. Saya merasa cocok dan pas. Pilihan berbelanja perlengkapan kamar mandi selalu di toko tersebut.
Strategi membelinya sederhana. Pertama saya membeli dengan jumlah dua. Dua sabun isi ulang cair, dua sampo, dua sikat gigi dan odol, dan lainnya. Semuanya serba dua. Setelah dibeli, satu buah ditaruh di kamar mandi untuk dipakai setiap hari. Satunya di almari penyimpanan dan cadangan stok. Tujuannya agar saat yang di kamar mandi habis isinya, maka stok perlengkapan bisa untuk menggantikan. Jadi, ini untuk mengantisipasi terjadinya kehabisan.
Jika satu perlengkapan kamar mandi yang distok penyimpanan almari habis, maka saya segera membeli untuk menggantinya. Membeli tanpa harus menunggu semuanya habis. Ini membuat belanja perlengkapan kamar mandi menjadi hemat. Hanya belanja yang perlengkapan kamar mandi yang habis saja. Tidak sampai terjadi belanja dalam jumlah banyak. Ini membuat pengeluaran perlengkapan kamar mandi jadi ringan.
Tentu saja, syarat utama untuk bisa berbelanaja dengan model ini adalah kedisiplinan. Disiplin melakukan pengecekan stok barang-barang perlengkapan kamar mandi. Disiplin untuk membelinya setiap kali satu barang perlengkapan sudah habis. Ternyata ini sangat menyenangkan. Setiap hari jadi sering berbelanja, tetapi belanjanya sedikit demi sedikit. Belanja tidak terasa memberatkan. Semuanya ringan setelah dilakukan dengan disiplin.
Heru Kurniawan Founder Rumah Kreatif Wadas Kelir dan Dosen UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.