Salah satu praktik baik yang dilakukan di Rumah Kreatif Wadas Kelir adalah kerja bakti setiap minggu pagi. Tapi, minggu pagi ini tampak sepi. Belum ada relawan yang datang. Sambil menunggu, saya isi dengan membaca novel The Dragon Republic karya R. F. Kuang.
Sampai tiga puluh menit lamanya membaca, tetap sepi. Tidak ada satu relawan pun yang datang. Saya coba redam berbagai rasa yang berkecamuk: kecewa, marah, sedih, heran, dan lain-lain. Jangan sampai terucapkan sebab dalam lubuk hatiku muncul suara: kamu tak punya hak untuk marah dan kecewa atas orang lain. Semua relawan punya pilihan yang harus dihargai. Bukankah setiap orang hanya akan peduli dengan dirinya sendiri.
Ya, saya pun segera melakukan apa yang bisa kulakukan. Saya menata rak dan sandal-sandal anak-anak PAUD yang berserakan. Saya lanjutkan dengan memberi makan ikan-ikan. Lalu, menyapu halaman teras Rumah Kreatif Wadas Kelir. Tapi, belum kelar menyapu, anak saya, Nera datang. Ayah, ayo, antar latihan fisik di GOR Unsoed!
Ya, saya menyudahi kerja bakti sendirian MInggu pagi ini. Semoga ada yang meneruskannya. Saat masuk rumah, istri bertanya: apakah ada yang kerja bakti, Yah? Saya tersenyum dan menjawab: sepertinya semua relawan sedang pada sibuk, atau masih sedang istirahat. Istri saya berkomentar: padahal saya sudah siapkan menu sarapannya.
Saya berlalu begitu saja sebab Nera sudah menanti untuk diantar latihan fisik dan Zakka sudah menanti juga untuk renang. Betapa bahagianya hidup saat kita bisa membahagiakan diri sendiri dengan mampu meredam gejolak hati dan melayani tanpa berharap apapun. (Heru Kurniawan, Relawan Rumah Kreatif Wadas Kelir)