Dalam satu pengalaman hidup yang saya alami, hari itu saya habiskan dengan ibadah ala kadarnya, hanya sebatas memenuhi kewajiban saja. Waktu banyak diisi untuk tidur dan makan sepuasnya. Pekerjaan dibiarkan terbengkalai. Waktu menjadi begitu mengerikan. Saya merasa tidak nyaman dan tenang saat nafsu dan keinginan diperturutkan. Saya pun meyakini bahwa apa yang saya rasakan tentunya dirasakan oleh semua orang, termasuk relawan di Rumah Kreatif Wadas Kelir.
Dari sinilah kemudian, pada Selasa, 28 Februari 2024, saya mengumpulkan semua relawan Rumah Kreatif Wadas Kelir. Saya menyampaikan visi keislaman yang harus menjadi komitmen bersama di Rumah Kreatif Wadas Kelir. Saya memberikan penjelasan sederhana, “Bahwa menjalani hari tanpa kehadiran Allah itu sangat melelahkan dan hampa. Kita jadi banyak menyia-nyiakan diri sendiri dalam waktu yang tidak digunakan dengan semestinya.”
“Untuk itu, teman-teman relawan. Bagaimana jika praktik sholat di Rumah Kreatif Wadas Kelir menjadi prioritas utama. Kita hidupkan tradisi adzan yang tepat waktu dan dilanjutkan sholat berjamaah bersama. Setiap berkumandang adzan, maka segala aktivitas berhenti sebentar, lalu kita semua menunaikan sholat berjamaan bersama. Bagaimana menurut kalian?” tanyaku.
Spontan relawan perempuan menyampaikan persetujuannya dengan antusias. Relawan laki-laki juga menyampaikan persetujuannya. Tentu saja saya senang mendengarnya. Inilah komitmen kami relawan Rumah Kreatif Wadas Kelir yang ingin mengedepankan ibadah sholat sebagai jalan utama untuk menjadi marwah dalam aktivitas di Rumah Kreatif Wadas Kelir.
Mekanismenya pun kemudian disepakati. Jika waktu sholat telah tiba, maka salah satu relawan laki-laki akan mengumandangkan adzan. Semua kegiatan harus dihentikan dan semua relawan berbegas ke mushola. Lalu, semuanya menunaikan ibadah sholat berjamaah. Sholat berjamaah menjadi basis utama spiritualitas kami relawan Rumah Kreatif Wadas Kelir.