Bayu Suta Wardianto lahir di Tegal, 18 Maret 1998. Ayahnya seorang pedagang kecil di pasar dan ibunya adalah ibu rumah tangga. Masa-masa kecilnya menjadi saksi pertumbuhan sebuah wilayah bernama Cikupa yang dulunya sepi menjadi penyangga Ibu Kota yang ramai. Karena itu, sejak kecil hingga beranjak dewasa dihabiskan Tangerang, Banten.
Pendidikan yang ditempuh mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi dilaksanakan di Banten. Sejak 2020 resmi menyandang gelar sarjana pendidikan dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Di kampus inilah ia mengenal Dosen yang juga sastrawan seperti Arip Senjaya, Farid Ibnu Wahid, Ade Husnus Mawadah, Herwan Fr, dan Firman Venayaksa yang mencanduinya sastra serta memberikan motivasi untuk berkarya.
Kemudian, melanjutkan studi pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Purwokerto dengan jurusan yang sama dan lulus pada 2022. Di kota inilah mulai tumbuh menjadi penulis sejak bergabung dengan segala bentuk kegiatan di Rumah Kreatif Wadas kelir (RKWK) asuhan Heru Kurniawan sejak 2020 hingga awal 2024.
Karya tulis yang telah dipublikasikan mulai dari karya fiksi, opini, esai, hingga artikel di dapat ditemukan di berbagai media dan publikasi ilmiah. Buku puisinya Tuhan, Aku Tersesat (2020) mendapat nomine dari Pekan Literasi Bank Indonesia perwakilan Purwokerto, kumpulan cerpennya Perempuan yang Terjerat Kursi Taman (2021) mendapat endorsment dari Ahmad Tohari. Buku puisi kedua berjudul Pada Suatu Musim (2023) pernah diulas pada Majalah Pusat Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kemendikbud.
Tercatat pernah menjadi guru di SMK Al Kautsar Purwokerto 2020–2023 dan menjadi pelatih kepenulisan di berbagai sekolah. Kini menjadi dosen tamu di UIN Prof. Saifuddin Zuhri Purwokerto dan Universitas Amikom Purwokerto. Selain mengajar, aktif juga berkegiatan di Lembaga Kajian Nusantara Raya dan Penerbit LK Nura.
Kini tinggal di Purwokerto Timur, Banyumas.
Email: bayusutawr@gmail.com
Instagram: suta_sartika.
