BENGKEL PENULISAN CERITA RAKYAT BANYUMAS

Dua puluh pot bunga anggrek bertengger menghiasi setiap sudut aula di Rumah Kreatif Wadas Kelir. Keindahannya menambah nilai estetika tersendiri dan semakin menguatkan tampilan kenyamanan aula sederhana di Rumah Kreatif Wadas Kelir. Hijau daun dan merah bunga pun ikut memberikan suasana yang nyaman. Coba bayangkan jika setiap warga sekitar juga memiliki dua puluh pot bunga? Pasti suasana sekitar Rumah Kreatif Wadas Kelir akan bertambah indah.

Namun, untuk mewujudkan keindahan dengan bunga anggrek membutuhkan kerja keras yang berkelanjutan. Proses inilah yang menjadi tugas berat bagi kita semua. Untuk merawatnya, membutuhkan kerja keras dan ketelatenan yang harus benar-benar bisa dinikmati. Ini artinya segala sesuatu selalu membutuhkan proses yang harus ditelateni. Dua puluh pot bunga anggrek setiap harinya disiram air dengan keikhlasan sepenuh hati untuk merawatnya.

Tidak terkecuali dalam belajar untuk menjadi manusia yang berilmu. Kita harus belajar dengan penuh kerja keras dan kesungguhan. Inilah yang terus diperjuangkan oleh Komunitas Sastra Rumah Kreatif Wadas Kelir. Kita bisa melihat pada pemandangan hari ini, Minggu, 14 Juli 2024. Ada yang berbeda pada siang hari ini. Dua puluh pot bunga anggrek menemani teman-teman dari berbagai komunitas sastra dalam belajar melalui kegiatan Bengkel Kepenulisan Cerita Rakyat Banyumas.

Kegiatan ini merupakan realisasi dari Kegiatan Sastra, Komunitas Sastra Rumah Kreatif Wadas Kelir atas Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa: Penguatan Komunitas Sastra tahun 2024. Kegiatan Bengkel Penulisan Cerita Rakyat Banyumas diawali dengan pembukaan acara. Selepas itu dilanjutkan penyampaian materi yang menghadirkan tiga pakar: Wanto Tirta, Sastrawan dan Budayawan Banyumas; Suyitman, Penulis Cerita Rakyat; Edy Minto Prasaro, Ilustrator Buku Cerita Anak; dan Moderator Cesilia Prawening, dosen Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto.

Usai penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan dialog dan diskusi antara tiga puluh peserta dengan pemateri yang diperantarai oleh moderator. Diskusi berfokus pada kajian-kajian atas cerita rakyat Banyumas dalam mengkonseptualisasikan formula cerita rakyat yang sesuai dengan konteks masyarakat Banyumas dan perkembangan minat baca anak-anak terhadap cerita rakyat. Formulasi cerita rakyat Banyumas ini kemudian dikaji dari aspek bahasa, sastra, nilai, filosofi, identitas, dan komunikasi oleh para pakar sastra dan budaya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh tentang cerita rakyat Banyumas. Pemahaman inilah yang kemudian akan digunakan sebagai wahana untuk bisa menulis rekonstruksi cerita rakyat Banyumas yang kreatif, menarik, unik, dan kontekstual.

Kegiatan Bengkel Penulisaan Cerita Banyumas tanpa terasa berakhir tepat pada pukul 17.00 WIB. Usai acara, peserta mengungkapkan respon dan apresiasi positifnya atas kegiatan ini. Para peserta berharap diikutsertakan dalam kegiatan tindak lanjutnya dalam bentuk menulis cerita rakyat Banyumas yang kemudian akan dievaluasi dan diproduksi secara digital pada kegiatan selanjutnya. Satu per satu, peserta mulai meninggalkan Rumah Kreatif Wadas Kelir, kecuali dua puluh pot bunga anggrek yang akan terus menjadi saksi atas kegiatan-kegiatan kebahasaan dan kesastraan selanjutnya.

(Muhammad Naufal Rofif, Mahasiswa PAI UIN Saizu Purwokerto & Relawan Rumah Kreatif Wadas Kelir)

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pencarian

Kategori

Postingan Terbaru

Scroll to Top