Dongeng Heru Kurniawan

MENUNGGU IBU PULANG

Panda duduk sendiri di teras rumah.
Rumah Panda berdiri di tengah hutan.
Pandangan Panda tertuju pada jalan.
Jalan setapak yang membentang di depan rumah.
“Kapan ibu pulang,” katanya lirih.

Matahari mulai tenggelam.
Perut Panda makin melilit.
Sudah berbunyi berkali-kali.
“Duh lapar sekali,” katanya lirih.

Panda berdiri dan memegangi perut.
“Perutku sakit sekali,” kata Panda.
Lalu duduk kembali dengan tenang.
Panda terus menahan laparnya.
Sampai terlelap tidur bersandar di dinding rumah.

Saat bangun matahari sudah tenggelam.
Hari sudah sore menjelang malam.
Panda tersentak kaget.
Kini ia tertidur di kamarnya.
Dan telah tersedia makanan di meja belajarnya.

“Ibu!” seru Panda.
Tapi tak ada suara yang membalas.
Perut Panda berbunyi lagi.
Panda segera melahap makanan itu.

Siapa yang memindahkanku ke kamar?
Siapa yang menyajikan makanan ini?

Usai makan, Panda terdiam.
Panda masih belum tahu apa yang sedang terjadi.

Panda bergegas membuka jendela kamar.
Jalan di depan rumah masih membentang.
Jalan masih sepi tidak ada siapa pun.

“Panda, lampu rumah di nyalakan, ya!”
Panda tersentak kaget. Itu suara Ayah Panda. Ayah Panda sudah pulang dari berburu di hutan.

Panda segera menyalakan lampu.
Saat itu Panda ingat. Ibunya seminggu lalu meninggal dunia karena kebakaran hutan.

Panda meneteskan air mata.
Di depan lampu yang baru menyala.
Panda berdoa untuk ibunya.
Berdoa untuk hutan tempatnya hidup.
“Semoga tidak ada yang membakar hutanku lagi.”

Panda bergegas berlari mencari Ayahnya.
Lalu memeluknya dengan erat.
“Aku takut ayah terbakar seperti Ibu.”
Terlihat asap membubung di tengah hutan.
Ayah Panda tambah mengeratkan pelukannya. Ayah Panda pun meneteskan air mata.

“Semoga tak ada yang membakar hutan kita lagi,” kata Ayah Panda pelan.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

1 komentar untuk “Dongeng Heru Kurniawan”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pencarian

Scroll to Top