Ada yang istimewa pada Sabtu, 31 Agustus 2024. Pagi hari relawan dan warga masyarakat sekitar sudah berjibaku dalam kerja yang berat. Menyiapkan panggung, menyiapkan lampu-lampu, membawa dan menyusun kursi, membuat aneka makanan tradisional, hingga menyiapkan properti dan administrasi. Semuanya terlibat kerja keras untuk menyiapkan semuanya dengan baik. Semuanya berhenti saat adzan Maghrib berkumandang. Saat itulah, semua persiapan sudah dilakukan dengan sempurna. Relawan, remaja, dan warga masyarakat pun tersenyum lega.
Sementara itu, di belakang tempat acara. Puluhan anak-anak, remaja, relawan, dan aktor tamu sedang menyiapkan diri. Ada yang sedang menyetting lampu, make-up, hingga memakai kostum dan properti. Mereka sedang menyiapkan diri untuk melakukan pementasan. Pementasan ini melibatkan anak-anak, remaja, relawan, dan aktor tamu yang akan mengisi acara. Wajah mereka tampak bahagia. Latihan berhari-hari yang telah dijalani membuat semuanya siap untuk menampilkan yang terbaik pada acara puncak malam hari ini.
Waktu pun terus merambat malam, kini tinggal menunggu sesi selanjutnya. Menunggu kedatangan tamu undangan dan masyarakat sekitar. Tamu undangan dari pengurus RT, RW, dan kelurahan berdatangan. Mereka mengisi administrasi, mengambil snack, dan menduduki kursi yang telah disediakan. Tidak hanya itu, tamu lainnya, anak-anak, remaja, dan masyarakat sekitar pun berdatangan. Dua ratus kursi yang disediakan pun terisi semuanya. Area pertunjukkan telah penuh. Semua membawa harapan atas suksesnya acara ini.
Acara puncak Pementasan Sastra Pertunjukan yang difasilitasi Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan: Penguatan Komunitas Sastra, dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pun dimulai. Sambutan dan pembukaan disampaikan oleh ketua panitia, Kak Rafli, Founder Komunitas Sastra Rumah Kreatif Wadas Kelir, Pak Guru Heru, dan Kepala Kelurahan Karangklesem. Usai pembukaan, acara dilanjutkan dengan rangkaian pementasan tari tradisional oleh anak-anak dan remaja. Penonton bertepuk tangan antusias. Setelah itu, acara selanjutnya adalah pembacaan puisi oleh remaja Komunitas Sastra Rumah Kreatif Wadas Kelir. Semakin malam, semakin ramai pula acara pada malam hari itu. Penonton bertambah antusias.
Acara puncaknya adalah pertunjukan teater cerita rakyat dengan judul “Asal-usul Baturraden”. Pentas sastra ini menghadirkan sepuluh aktor dari Komunitas Seni Teater Banyumas dan penari-penari remaja Wadas Kelir. Pementasan ini begitu memukau. Pentas sastra dengan genre komedi dan bahasa Banyumasan mampu membuat tawa pecah di penjuru tempat. Semua penonton menikmati pementasan sastra ini. Semua mata menunjukkan rasa puas dan bahagia. Waktu pentas selama dua jam lebih pun tidak terasa. Hingga pementasan sastra selesai, tidak ada penonton yang beranjak pergi. Semuanya menonton dan menikmati sampai acara selesai.
Di akhir acara, para penonton mengungkapkan rasa terima kasih pada panitia karena telah sukses memberikan tontonan yang mendidik dan menghibur masyarakat. Mereka berharap tahun depan akan ada acara seperti ini lagi. Acara sederhana namun bermakna. Mampu memberikan hiburan yang mendidik bagi masyarakat sekitar. Acara pementasan sastra yang sangat mengesankan.