Masih kugenggam getar rasa yang menghindar dari perangkap Raut Wajahmu yang mengabur pada dinding kamar Waktu terus menggembala Memaksa diri untuk lupa
Aku menyimpannya dalam balutan jerit luka Detik waktu yang seakan tak mau menunggu Memaksaku untuk terus memacu, tak peduli sesakit apa rasa itu
Juni 2024
DERMAGA PENGHARAPAN
Tak ada cerita yang lebih menyedihkan dari kisah cintaku di tahun lalu Tak ada usaha yang lebih menyedihkan lagi dari mengobati rasa sakit diri ini
Ya, aku terus memandang jauh, masuk ke dermaga di tepian hatimu, memastikan bahwa engkau tak pernah benar-benar pergi, hanyut dan tenggelam meninggalkan rasaku yang engkau tanggalkan di perahu pelayaranmu
Aku hanya berharap, aksara demi aksara yang pernah terucap membentuk ungkapan janji dan membawaku jauh ke dasar laut kembali mengapung dan mengobati rasaku yang telah lama rindu menjelma menjadi tawa haru senja di penghujung dermagamu
8 Juli 2024
BALADA ANGIN DAN BULAN
Seutas tali cerita dari sang angin dan bulan yang rasanya baru kemarin mereka menjelajahi langit bersama perjalanan yang gelagat kenangannya nampak sederhana, namun mereka maknai tiap detik jejaknya dengan penuh cinta
Bulan tak banyak pintanya, mungkin ia pun sadar bahwasannya sang angin tak punya banyak daya
Angin hanya berhembus, juga bercahaya semampunya hebat bukan, bulanku sanggup meredam banyak egonya
Sesekali kupetikan pelangi tuk menemani kesendiriannya diatas langit sana aku akan lewat dan menepi di sampingnya ketika aku bisa
Sialnya malam membatasi kita hembusanku tak cukup tuk menggapai langitmu di atas sana
Maaf untuk ketakberdayaanku, yang tak bisa mengimbangi cahayamu tuk jadi jembatan titik temu
Juni 2024
KARUT
Bagaimana perasaan si kecil ini Bagaimana senyum tenang si kecil ini Bagaimana gerak riang si kecil ini
Apakah engkau benar-benar pernah melihatnya? Apakah engkau benar-benar mengerti tentangnya?
Pernah? Tahu? Seperti apa? Kapan?
Yang kutahu si kecil ini akrab dengan diamnya Yang kutahu si kecil ini terancam surut senyumnya Yang kutahu si kecil ini kuat bertahan karena matipun ia tak mau
Atau sebenarnya, kita tak pernah benar-benar tau? Bagai kunyahan tak tertelan Bagai tawa yang tak selesai
Kacau!
Juli 2024
Bayu Pamungkas
lahir di Banyumas 6 Januari 2002. Bersastra di Rumah Kreatif Wadas Kelir sejak tahun 2013. Kini tengah menyelesaikan kuliah di Institut Teknologi (IT) Telkom Purwokerto. Buku puisi tunggalnya akan terbit di tahun 2024.
1 komentar untuk “Sajak-sajak Bayu Pamungkas”
smngt trus masbayy