Sajak-Sajak Fariz Nurul Hidayat

RESAH

Setelah ku teguk kesekian kali animo

Melanjutkan perjalanan kelesah

Menyusuri belantara,terseok seok meniti

Mengenyam rasa takut tiada henti

Apa aku di alam mimpi? Ataukah lain dimensi?

Dengan suasana mentari senyap ditelan bumi

Kabut tebal merasuk menyelimuti kelopak pandangan

Ku teguhkan hati, ku ucapkan selamat tinggal dalam hati

Dengan berbagai kelesahan

Kerisauan, kegundahan, dan kelemahan

Jiwa ini terbungkus kain putih menghangatkan

Yakin  berada di bawah bentala

Yang pengap, senyap dan rangkap

Otot ini melemah

Daging ini melepuh

Tulang ini mengeruh

Kondisi final setelah melakukan perjalanan jauh

Tak ada orang tua

Tak ada sanak saudara

Tak ada teman tawa

Yang ada hanya malaikat penanya

Datangnya menggetarkan raga

Suaranya bergemuruh bak hantaman ombak dengan karangnya

PURBALINGGA, 30 JULI 2024

  RATAP

Dikesunyian malam ini

Sendiri meratapi

Malam selasa, ditemani sebatang surya

Disuguhi secangkir kapal api, Memberi inspirasi

Kemana dirimu yang dulu,tidakkah  rindu?

Sikecil yang dulu di shaf depan

Sikecil yang dulu berebut berkah jumatan

Sikecil yang dulu balapan mengumandangkan adzan

Kini hilang, kini melayang, kini hengkang

Kembalikan aku yang dulu!

Jiwa ini, membisu

Relung kalbu, tersipu

Terlintas, seutas tangkas yang terus membekas tak kan terpangkas bagai kertas

Sruup..ah!

Sialan kopinya panas!

PURWOKERTO, 24 JULI 2024

  Belenggu

tanganku adalah kehampaan yang mengais

sepotong napas

sebab mimpi-mimpi telah diledakkan berdentum meninggalkan hari raya kesepian, bersama saudara kami

langkahku remang-remang berteman kecipak darah dan rasa lapar yang semakin karib ibu iba senang menimang sepotong kehidupan di balai rumah bapak tak pulang, asyik membangun istana

 masihkah ada sedikit celah untük merasakan kehidupan yang bebas itu?

sedikit, celah selayaknya fajar yang mengintip malu-malu, turut getir menyaksikan tangis kamı sebentar saja,

kami pinjam biar mimpi-mimpi yang telah diledakkan berhasil kami rengkuh kembali, sebentar saja

Purbalingga, 15 Jul 2024

   Ibu

Tak ada yang lebih rindu dari senyuman ibu

Di sekanya dagu yang penuh dengan air susu

Tak ada yang lebih rindu dari senyuman ibu

Ditutupkanya rasa lesu demi buah hati yang cumbu

Tak ada yang lebih rindu dari senyuman ibu

Dikecupnya pelipis seraya meringis tipis

Tanpamu aku lugu

Tiadamu aku layu

PURBALINGGA, 30 JULI 2024

Fariz Nurul Hidayat

Lahir di Purbalingga 30 November 2004, Mahasiswa di Universitas Islam Negeri Prof K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto dan Sekarang aktif di Rumah Kreatif Wadas Kelir Purwokerto Selatan

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pencarian

Kategori

Postingan Terbaru

Scroll to Top